Jika diperhitungkan, masyarakat produktif di Jakarta memiliki waktu kerja senin hingga jumat, kemudian sabtu untuk liburan dan minggu untuk istirahat serta bersiap menyambut senin datang kembali. Sabtu menjadi solusi cerdas jika dimanfaatkan dengan baik untuk kembali memulihkan semangat serta pikiran yang sudah mulai jenuh akibat 'tuntutan ekonomi' hehehehe. caranya? ya, liburan !
Sebagian orang mungkin berpikir liburan harus jauh dan membutuhkan waktu yang cukup lama, namun mulai saat ini buang jauh-jauh pikiran tersebut karena Jakarta menawarkan solusi tepat untuk kaum urban menikmati sisi lain Ibu Kota tanpa harus membuang waktu yang lama diperjalanan serta uang yang membuat kita berucap "kalau gwa bayar, besok gwa makan apa??". Oh iya, tips penting dari saya hanya satu, cobalah gabung dengan komunitas-komunitas terkait agar kita punya teman untuk 'menjelajah' dan tahu bagaimana cara menikmati arti sebuah 'perjalanan' tanpa menghilangnya keseruan. Indonesia Corners adalah yang saya pilih, dengan mendaftar via Twitter @idcorners saya pun bergabung bersama para blogger lainnya menjelajah kota yang tak pernah tidur ini dalam acara yang diberi nama "Jakarta Night Journey".
Saya (lurus dari mata anda melihat foto ini, belakang kerudung biru) bersama member Indonesia Corners lainnya. |
Balai Kota dipilih menjadi tempat kami berkumpul, mengapa? karena sesuai jadwal explorasi pertama kami adalah Wisata Balai Kota yang sudah cukup lama dibuka untuk umum, dan juga menengok sudut-sudut Ibu Kota melalui "Jakarta Smart City", kemudian melaju bersama bus City Tour menuju Kota Tua dan berakhir di Monumen Nasional (Monas) untuk menikmati cityscape Jakarta pada malam hari dari ketinggian 132 meter.
WISATA KANTOR 'SANG JAWARA' DKI
Balai Kota ketika saya melihat keatas |
Perjalanan kami pun dimulai tepat selesai makan siang, dengan berjalan kaki menuju Kantor Balai Kota tempat sang jawara DKI bertugas membuat mata kami termanjakan oleh air mancur yang berada tepat didepan bangunan serta ikan-ikan yang berada dikolam, awalan bagus buat saya pribadi ketika melihat tempat yang cukup instagramable untuk berfoto hehehe. Wisata ini hanya dibuka hari Sabtu dan Minggu saja ya, karena hari biasakan dipakai kerja (yaiyalah) dan perlu di ingat ini semua bisa kita nikmati dengan GRATIS, apalagi kalau ada event, tambah seru loh dengan pemutaran film, bazar makanan khas betawi (ini wajib banget loh ! ) serta live musik yang langsung menyajikan pemandangan monas dari pagi hingga sore.
Air mancur yang tadi saya ceritakan |
kalau di Instagram ini namanya "from where i stand" hehehe.... |
Tanpa membuang waktu saya pun langsung memasuki gedung yang masih mempertahankan gaya rumah adat betawi dengan didominasi warna putih itu, sepi dan sunyi, hanya ada beberapa orang selain rombongan kami berkunjung, sedikit menyedihkan ketika masyarakat kurang antusias akan adanya wisata ini, pafahal sejak dibuka September 2005 lalu, Balai Kota ini selalu membebaskan beberapa ruangan untuk kita 'mengkhayal' menjadi orang penting di Ibu Kota.
Sebelum kami semua rombongan datang, suasana masih sepiiiii sekali.... |
Jreng jreng..... sesudah kami datang ! |
"Adem benerrrrrrr" adalah kalimat pertama yang sontak saya ucapkan ketika melewati pintu utama, layaknya masuk kedalam sebuah mall namun tanpa spg menawarkan perfume, ruangan pertama yang disebut sebagai "Ruang Tamu" sangatlah indah dengan kursi jadul dan lampu gantung bak Istana dengan cahaya lampu yang membuat suasana spesial. Oh iya, ruang tamu yang tadi saya ceritakan itu untuk umum loh, namun ketika beranjak kita akan langsung menemukan Ruang Tamu VVIP yang diperuntukan untuk orang-orang penting (dibaca : aku : mimpi) yang bertepatan dengan ruangan yang terkunci rapat bertuliskan "Ruang Kerja Gubernur", namun sayang kedua ruangan tersebut hanya boleh kita foto dan tak boleh disinggahi. kenapa? karena pasti kalian tahu alasannya !
Ruang Tamu VVIP yang dibatasi, hanya untuk orang penting namun untuk foto semua boleh... itu ada yang masuk, berarti dia penting ? untuk keluarganya. |
Layaknya kisah kita, Ruang Kerja Gubernur seakan memiliki masa lalu yang membuatnya susah membuka perasaannya pada orang lain (yaelahhh) |
Nah! ini salah satu ruangan yang saya suka, "Ruangan Galeri Foto", selain ada sederet foto para jawara DKI dari masa ke masa diruangan ini juga ada dua pasang cermin raksasa yang membuat kita ingin berfoto layaknya seleb-seleb instagram, aura dari cermin tersebut tak kalah dengan cermin toilet yang membuat diri kita merasa ganteng, cantik, cool, sopan, rapih pokoknya sosok menantu idaman banget deh... wkwkwkw apalagi kalau kalian fotonya pakai Smarthphone keluaran terbaru seperti ASUS ZenFone 3 yang berkapasitas 16 MP untuk kamera belakang dan 8 MP untuk kamera depan, bayangkan, khayalkan, mainkan imajinasi kalian ketika benda ini ada digenggaman kalian, bisa dipastikan tak akan ada moment yang terlewatkan dan mengecewakan.
Ruang Galeri Foto yang masih di dominasi dengan benda klasik plus foto (pastinya) |
Selanjutnya bisa kita tengok "Ruang Rapat Kerja", pernah liat Pak Ahok marah pas rapat kerja yang di YouTube? nah, ruangan inilah saksi bisunya. Eh, tapi ternyata Pak Gubernur selalu adalah loh di ruang tengah, meskipun hanya gambar hahaha. so ! yuk akh foto bareng. Selain itu juga ada Aula yang sering dipakai untuk acara-acara besar dan juga untuk nonton bareng seperti salah satu kegiatan yang sering diadakan di Balai Kota ini. Ayo, masih ragu gak dateng ke sini?
Selfie Time ! Amat kosong, seperti hati ku kala itu (abaikan) |
Saya, bersama orang yang tak perlu saya perkenalkan lagi. |
Masih dalam satu gedung, cukup menggunakan lift menuju lantai 3 ternyata kita juga bisa mengunjungi markas Jakarta Smart City loh, apa sih itu? simple nya seperti ini, bayangkan ketika kita butuh harga tanah yang akurat? atau harga pangan deh yang setiap hari naik, untuk itu perlu adanya sebuah wadah penggerah dan Jakarta Smart City lah perwakilan Ibu Kita untuk mengajak para masyarakat 'melek internet' dalam hal memberikan & mendapatkan informasi, pengaduan, serta penyelesaian masalah yang cukup efisien memasuki era digital saat ini. QLUE yang saat ini merupakan solusi yang ditawarkan oleh Jakarta Smart City bisa kita akses dengan mudah melalui aplikasi pada smartphone kita dan nantinya akan diteruskan kepada pihak terkait.
Ini loh markasnya Jakarta Smart City yang bisa kalian ganggu kalau main-main ke Balai Kota hahaha |
Memasuki Jakarta Smart City Lounge saya pun langsung menuju ruangan berdinding kaca yang susunan bangkunya berbentuk "V" sehingga ruangan ini disebut ruang "V" (wow), dengan layar raksasa yang memuat semua informasi tentang Jakarta melalui CCTV dan info-info update ruangan ini digunakan sebagai ruang pertemuan para "pengubah" Jakarta menuju smart city.
Ruang V tampak dari depan, eh layar didepan itu ternyata ada diruang sebrang loh, jadi kaca tersebut bisa buram, kemudian jernih lagi seperti film-film action wkwkwkwk (norak mode on) |
Ruang V tampak dari samping, lihatkan kacanya jadi buram sekarang |
Sangat bermanfaat adalah kesan yang bisa saya lontarkan untuk kunjungan saya ke Jakarta Smart City Lounge, tak terasa hampir 1,5 jam berlalu dan saatnya kami melanjuti rangkaian Jakarta Night Journey ke tempat selanjutnya yaitu Kota Tua.
Sekilas melewati, sisi gedung Balai Kota ternyata keren juga loh, cocok banget buat foto ! |
YUKS NAIK BUS CITY TOUR !
YUKS NAIK BUS CITY TOUR !
Belum jalan-jalan di Jakarta namanya kalau belum naik Bus City Tour, GRATIS ingat ! namun harus menunggu hehehe.. orang biasanya menyebutnya bus tingkat untuk itu semua berlomba berada pada di bagian atas agar bisa melihat sisi jakarta dari tempat yang lebih tinggi. Bus ini mengajak kita untuk menyusuri ruas jalan di Ibu Kota melewati tempat-tempat wisata yang recommended banget buat liburan di dalam kota, namun harus dari pagi, dan berhubung saya dan member Indonesia Corners atau yang biasa kita sebut ID Corners memulai setelah makan siang, maka kami harus memilih beberapa tempat saja, dan tempat tersebut jatuh kepada Kota Tua.
Peta Bus Wisata, jangan sampai salah ya, karena ada beberapa tujuan dengan rute yang berbeda. |
Sepanjang perjalanan saya menuju Kota Tua menggunakan Bus Wisata, akan ada suara yang akan menjelaskan tentang tempat-tempat yang kita lewati, bukan suara horor tapi suara guide yang berada dibawah loh hehehe... "Nah, sekarang bisa dilihat ya abang none sekalian disebelah kiri ada Gedung Arsip Nasional yang dulu merupakan kediaman Gubernur Jendral Reinier De Klerk" ujar pemandu yang saat itu di sapa "Ani" (pasti langsung inget Rhoma wkwkw).
Gedung Arsip Nasional, sekarang gedung ini sering jadi tempat syuting dan acara pernikahan loh, duh kapan ya.... |
SINGKATNYA DI KOTA TUA
Terlalu muda untuk menikmati Kota Tua saat itu, informasi yang saya dapatkan kami harus sampai di Monumen Nasional jam lima sore agar bisa menuju puncak pada malam hari agar tidak terkena antrian panjan serta Bus City Tour yang tak bisa lama menunggu seperti dosen yang menentukan tanggal tiap bab pada skripsi (wkwkwkwkwk)
Icon Kota Tua nih, Museum Fatahilah. kamu wajib banget foto di spot ini, atau di tiap sudut dari bangunan ini, ada meriam (tanpa belina) serta para seniman jalanan yang membuat Kota Tua layaknya Kota Seni (menurut saya) |
Eh, sekedar informasi saat ini di sekitar wilayah Kota Tua banyak cafe-cafe yang mempergunakan bangunan tua loh instagramable banget buat foto-foto, kalau dulu hanya dibiarkan 'begitu' saja, sekarang dibuat hidup kembali dengan pemanfaatan yang lebih kreatif, meskipun sebelumnya memang sering di pergunakan untuk sesi foto pernikahan, model (ala-ala kalender hingga profesional) serta buku tahunan namun saat ini beberapa sudut Kota Tua di cat ulang serta lebih dirawat. Gak percaya? wajib dateng berarti hehehe. dan dengan berat hati kami pun harus balik ke bus kemudian menuju Monas. let's go !
sebelum bus ini pergi seperti orang yang sekarang bernama 'mantan', kami ingin mengucapkan Terima kasih Bus City Tour ! |
SESAJI AURORA MENUJU PUNCAK MONAS
Waktu menunjukan jam 5 kurang 15 menit saat kami tiba di gerbang monas, kicauan kami di sosial media hastag #EnjoyJakNight yang sudah merangkak naik menjadi trending topic membuat kami tak bisa berbohong ketika perut kami juga membuat kicauan tersendiri. "Akhirnya" ucap syukur alhamdulillah saya hanturkan ketika nasi kotak resmi saya terima (lebay akibat lapar hahaaha). Dan, hal buruk terjadi ketika batrai smartphone mulai berwarna merah membuat saya harus mencari 'colokan' listrik, maka dari itu kalian yang membaca tulisan ini semoga masuk surga, eh salah ! semoga mendapatkan pelajaran untuk membawa powerbank, apalagi kalau punya ASUS ZenPower Ultra dengan kapasitas 20100 mAh dan proses pengisian yang lebih cepat dari powerbank biasa dipastikan "cukup liburan kamu aja yang singkat, daya smartphone jangan" hehehe.
Ini penampakan monas sebelum malam datang, dan menuju ke pintu masuk kita harus menaiki kereta itu ya, kalau jalan "cukup jauh, seperti hubungan kita saat ini" (aseeek) |
Berada di Monas hingga masuk waktu maghrib adalah hal baru yang saya lakukan, untuk sholat ada donk pastinya di area wisata ini, jadi gada alasan buat kamu gak datang wisata malam di Monas ini, terbilang baru loh, biar kamu "kekinian" harus banget dateng hehehe. Hingga saat setelah langit mulai gelab, aurora yang biasa muncul di kutub seakan hadir mengajak mata saya menikmati monas dari bawah hingga puncaknya.
Warna ungu yang dikombinasikan dengan biru serta lampu yang menyala kuning bagaikan warna aurora (menurut saya), amat indah ditambah dengan angin yang sejuk seakan membawa kenangan kita hahah |
Dan benar ! antrian yang cukup panjang sudah terlihat ketika kami sudah memasuki lift menuju puncak (gemilang cahaya...mengukir cita seindah asa - sambil nyanyi lagu AFI), Dan jreng jreng.... kami sampai di puncak ! buyar semua, berpencar kesegala arah kemudian menikmati indahnya lampu - lampu Ibu Kota dari ketinggian 132 meter. wow !
Saat di puncak Monas jangan lupa melihat Jkarta dari teropong ! ini wajib dan seru banget |
Groufie time ! |
Kerlap kerlip lampu jalanan seakan menuntun mata saya melihat cahaya yang dipancarkan Masjid Istiqlal, mata memang tak pernah berbohong, berapa kali pun saya mengcapture moment tersebut tetap kurang memuaskan dan tak seindah ketika mata melihatnya langsung. Sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata deh. Tapi, mungkin berbeda kali ya ketika saya memiliki ASUS ZenFone 3, mode low light yang saya baca katanya keren banget ! seakan membuat cahayanya tak berlebihan dengan setting yang mudah pula.
Ini salah satu hasil foto yang saya dapatkan, dan seperti inilah pemandangannya ! mau yang lebi? datang sendiri dan biarkan mata anda berkomentar. |
Selfie Time ! |
Saya pernah dengan kalimat "gak perlu kamera mahal untuk mengcapture moment yang indah" nah ! cuma perlu ASUS ZenFone 3 kok hhehe...
Eh, jangan lama-lama ya di puncak, nanti masuk angin loh. tips dari saya lebih baik kalau sudah puas (yang normal ya) langsung turun ke cawan aja, kita bisa main-main dengan cahaya lampu serta ngobrol dan melihat bintang-bintang. Sebuah penutup acara yang perfect, capek, lelah, panas, lapar semua terbayar ketika melihat langit Jakarta yang juara banget pada malam hari. Dan sampai jumpa di perjalanan berikutnya, kali aja nanti ID Corners bikin jelajah subuh Jakarta hehehe...
terkadang dalam mobile photography yang penting foto dulu aja,, hehehe,,,, |