Pandemi Covid 19 memaksa orang untuk tinggal dirumah, namun hal ini tidak mematikan kreativitas-kreativitas pegiat medsos yang sudah ada. Koh Ernest Prakarsa melalui IG Live TVnya bekerja sama dengan Ka Asma Nadia berbagi tips dan trick serta semangat dalam dunia kepenulisan. Sebenarnya ada beberapa penulis yang ia ajak selain ka Asma Nadia tapi di hari yang berbeda.
Rupanya dari beberapa penulis yang ia ajak interaktif di IG nya koh Ernest, saya hanya menyempatkan dan kebagian ilmunya Ka Asmanadia. Berikut catatan saya.
Asmandia sendiri kurang lebih saat ini sudah menulis 59 buku.
Ketika Ernest menanyakan buku pertama yang ia buat dan kesannya? Kalau ga salah tahunnya itu 1999 dengan cover tipis dan kualitas kertas yang masih buruk pada saat itu. Tapi dari pengalaman ini, kak Asma sendiri jadi paham dan perduli dengan kualitas sebuah buku.
Lalu Koh Ernest menanyakan, buku ke berapa best seller? Siapa sangka buku pertama saja Ka Asma sudah memperoleh best seller, kueren.
Ka Asma sendiri memiliki trik untuk menerbitkan sebuah buku.
Mulai dari mengantarnya sendiri ke penerbit dan jangan menyerah ketika ditolak penerbit sembari mencari tahu alasan kenapa ditolak. Dan perhatikan judul dari tulisan yang kita buat, karena judul mengambil peranan yang sangat penting.
Ada anggapan Judul itu harus uni dan relate seperti surga yang tak dirindukan, assalamualakum beijing... apakah ada teknik khusus dalam penentuan sebuah judul?
Tips khusus ka Asma sendiri tidak menerapkan. Tapi dalam membuat judul yang sering ia perhatikan adalah
^ menggambarkan tapi tidak membocorkan isi cerita.
^ membuat banyak cadangan judul.
^ sebisa mungkin judul tidak hanya menarik untuk buku tapi usahakan megah juga dilayar lebar.
Ka Asma mengambil sebuah contoh "Derai Sunyi" diganti judulnya menjadi "Bidadari Berbisik" dan lebih menggigit menurutnya.