Kehamilan berawal dari sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma. Pada proses kehamilan normal, sel telur yang telah dibuahi akan menetap di tuba falopi (saluran sel telur) selama kurang lebih tiga hari, sebelum dilepaskan ke rahim. Di dalam rahim, sel telur yang telah dibuahi akan terus berkembang hingga masa persalinan tiba.
Pada kehamilan ektopik, sel telur yang telah dibuahi tidak menempel pada rahim, melainkan pada organ lain. Tuba falopi adalah organ yang paling sering ditempeli sel telur pada kehamilan ektopik. Selain tuba falopi, kehamilan ektopik juga bisa terjadi di indung telur, leher rahim (serviks) atau di rongga perut.
Penyebab Kehamilan Ektopik
Meskipun belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kehamilan ektopik, namun kondisi ini sering kali dikaitkan dengan kerusakan pada tuba falopi, yaitu saluran yang menghubungkan indung telur dan rahim.
Kerusakan tuba falopi dapat disebabkan oleh:
- Faktor genetik.
- Bawaan lahir.
- Ketidakseimbangan hormon.
- Peradangan akibat infeksi atau prosedur medis.
- Perkembangan organ reproduksi yang tidak normal.
Faktor Risiko Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik dapat dialami oleh setiap wanita yang telah aktif berhubungan intim. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik, yaitu:
- Berusia 35 tahun atau lebih saat hamil.
- Memiliki riwayat radang panggul dan endometriosis.
- Selengkapnya disini ya