^^Malam Sebelumnya^^
"Apa yang akan kita buat pak?" Sahut Tono, sembari mengepulkan asap rokok yang dihisapnya.
"Kalau untuk pemerintah sendiri mereka sudah melakukan, apa istilah mereka, PSPB atau PBB atau PSBB". Sambung Tini, sembari membagikan panganan kecil diatas meja.
"Oh, itu, PSBB, pembatasan sosial berskala besar." Jawab Rinto. Ia pun mengernyitkan kening tanda berfikir keras apa yang akan ia lakukan selaku Ketua RT, desa Bugelan.
Sudah seminggu ini desanya ramai dengan penduduk yang pulang dari kota-kota besar tempat warga desa mereka mencari nafkah.
Alhasil ia sendiri kelimpungan, mana warga yang benar benar penduduknya atau yang sekedar bertamu atau keluarga dari warga yang dipimpinnya.
"Bukannya dikunci di kota, ini malah mereka biarkan pulang kampung." Gmana sich, sembur Tono. Demi melihat ketuanya belum mengambil sebuah keputusan.
"Aku pun sebenarnya bingung," Ton. Menurutmu apa baiknya yang kita lakukan Tini, bertanya tapi tidak melihat langsung ke arahnya.
"Setidaknya hingga kemarin total warga yang kita data kedatangannya dari kota ada sekitar 30 orang kan," Ton. Lanjut ketua, tanpa.menunggu jawaban Tini.
"Pokoknya aku ga mau si Copit itu menjangkiti daerah kita," ketua, timpal Tini.
Sejauh yang kita data segitu, ketua, ga tau kalau ada oertambahan sore tadi.
Ya, sudah, pantau terus perkembangannya. Malam sudah semakin larut, ada baiknya kita pulang dan memikirkan strategi besok bagaimana menyambut kedatangan warga dari kota.
^^Hari ini^^
Waktu masih menunjukkan pukul 07.30 pagi, aktivitas warga lalu lalang sudah berkurang drastis. Semua tertib mengikuti anjuran Ketua Desa mereka.
Tapi tetap gerbang menuju desa dibuka lebar, memang sedikit yang lalu lalang tetapi siapa saja masih boleh untuk masuk ke desa Bugelan.
Ketua sendiri sedang menikmati pagi di bale kesayangannya, secangkir kopi hitam dan tiga buah pisang goreng tersisa dipiringnya.
Pagi-pagi yang segar, sudah direcoki kedatangan Tono, sekretarisnya jarang datang sepagi ini kecuali tidak ada kabar yang mendesak.
Lapor Ketua, "kemarin malam rupanya ada warga yang mendadak demam dan meriang, warga ini baru sampai ke desa kita kemarin siang."
"Apa?" Kecemasan Tono merayapi pikiranku.