Belajar Dari Abang Ojol (Kerja Itu Ibadah)

641 Views
Dia bukan sedang narik penumpang ojek saja, tapi bekerja melayani, mengantarkan penumpang sampai hingga tujuan dengan selamat.  Sama mulianya dengan pekerjaan kantor lainnya, ga ada bedanya.

Klise sebenarnya, kerja itu adalah ibadah. Mudah untuk diucapkan sulit untuk dilaksanakan. Berapa banyak dari kita yang bisa menjawab jujur, apakah kita sudah bekerja seperti kita beribadah? Saya pribadi belum, teriak-teriak anak Tuhan lah masih banyak kerjaan yang belum beres dalam pelaksanaannya. Sampai kemarin ketemu babang gojek dan kembali diingatkan.

Hello, daerah Cikini apalagi untuk jam-jam datang dan pulang kerja sangat sulit untuk melakukan pemesanan ojek online, anehnya banyak abang-abang gojek yang pada nongkrong.  Dan beberapa kali ketemu babang gojek yang mengeluhkan pendapatan yang semakin minim sementara persaingan antar driver semakin ketat.

Lalu kalau persaingan makin ketat kenapa juga masih ada driver ojol yang ongkang-ongkang kaki ketika jam sibuk, bukan? Pertanyaan sederhana ini saya simpan rapi dalam benak saya, entah kapan akan terungkap kelak, waktu itu.


Pertanyaan sederhana lainnya muncul, kalau di ojek online sudah tidak nyaman, lalu mengapa yang melakukan pendaftaran makin hari semakin banyak saja. Lalu untuk para driver yang mengatakan persaingan di ojek online sudah semakin ketat, mengapa tidak mencoba bermigrasi ke usaha atau pekerjaan yang lain? Ini juga masih saya simpan rapi didalam benak saya.

***
Hingga kemarin saya bertemu dengan seorang driver ojek online, usianya paruh baya, kalau dari suaranya mungkin usianya sekitaran 45-50 tahun. Tidak terbilang muda tapi tidak terlalu tua juga untuk usianya. Tapi semangat berbagi ceritanya itu yang berapi-api. Padahal kala itu ia bercerita kondisi fisiknya sedang drop a.ka sakit.

Mengapa ia bercerita berapi-api, alasan sederhananya ia juga jengkel dengan driver-driver yang suka memilih-milih pesanan. Begini ya pak, “saya sich, sebisa mungkin menerima semua pesanan, bukan untuk mengejar point tapi untuk mengejar uang, kalau point pasti nyusul kok.”

“Saya keluar rumah jam 6 pagi, saya usahakan minimal saya dapat tarikan (sebutan ketika mendapatkan orderan penumpang) sekitar 20 an, persetan itu nanti jauh atau dekat ya. Selama masih bisa di laju pakai motor akan saya ambil. Nah dari 20 tarikan tadi kan minimal dapat 1 point, apalagi kalau di jam sibuk seperti jam datang dan pulang kerja, pastinya akan  mendapat 2 point.” Lanjutnya.


Comments

Signin Signup