Penulis : Nur Khamin Juremi
Buya Hamka adalah sosok tokoh muhammadiyah yang multi talenta.
Sebagai dai, muballigh, wartawan/jurnalis, sastrawan, juga ulama. Sebagai dai dan politisi telah melanglang buana. Sejak dari
padang panjang, deli/medan, pekalongan, makassar, jogjakarta dan jakarta.
Sebagai dai, muballigh, wartawan/jurnalis, sastrawan, juga ulama. Sebagai dai dan politisi telah melanglang buana. Sejak dari
padang panjang, deli/medan, pekalongan, makassar, jogjakarta dan jakarta.
Karya sastranya berupa cerita bersambung, novel, juga rubrik di
media massa. Seringkali mengudara di radio. Sekali sekali tampil di televisi.
Tak jarang juga tampil di mimbar podium. Buku monumentalnya antara lain tasawuf
modern dan tafsir al azhar.
Sebagai dai maupun muballigh, Hamka juga membuat kulliyatul
muballighin, mengkader dai dai maupun mubaligh mubalighat muda untuk digodong
menjadi pejuang Islam. Sebagai ulama, hamka menakhkodai majlis ulama indonesia
periode pertama.
Hamka turut membesarkan majalah panjimas menjadi majalah islam
mercusuar pada dekade 80an. Juga membesarkan pendidikan islam modern dan masjid
al azhar di kawasan elit kebayoran baru jakarta selatan.
Karya karya sastranya telah difilmkan seperti novel tenggelamnya
kapal van der wigh, novel di bawah lindungan ka'bah.
Perjalanan hidupnya ditulis dalam berbagai penelitian, musium
buya hamka, buku biografi, maupun film.
Layak juga untuk dibuat pekan
buya hamka, bulan buya hamka, napak tilas buya hamka, film buya hamka.Fans buya
hamka meliputi umat islam indonesia, rumpun melayu meliputi singapura,
malaysia, brunei, thailand. Juga dari mancanegara: arab saudi dan mesir.
Pusat pusat study buya hamka tersebar di lokasi: musium buya
hamka di maninjau sumbar, hamka center uhamka jakarta, kajian hamka ukm
malaysia, aula buya hamka mui pusat, hamka award al azhar.Untuk mentransfer
knowledge sosok buya hamka bagi generasi milenial, perlu aneka model dan kajian
bagi generasi anak bangsa. (Admin TDB)