Ini adalah Kisah Minke (baca Mingke). Guru Minke, Magda Peters melarang
untuk mempercayai Astrologi. Ia pernah melihat dua orang yanf lahir pada tahun,
bulan, hari dan jam yang sama bahkan tempatnya pun serupa. Hanya saja nasib
tidak pernah sama, yang seorang terlahir sebagai tuan tanah besar sementara
lainnya justru menjadi budaknya (hal.18).
Minke sendiri lebih percaya kepada ilmu pengetahuan dan akal, setidaknya
dalam hal ini ada kepastian yang dapat dipegang.
Minke sendiri adalah sejatinya anak bangsa tanpa campuran darah eropa.
Sementara pada masanya, yang dihargai itu bangsa eropa atau turunan berikutnya
orang indo yang memiliki campuran darah eropa. Minke bukan keduanya, tapi
orangtuanya memasukkan Minke ke sekolah Eropa, ia sendiri termasuk anak yang
diatas rata-rata. Dan ini juga yang membuat anak sebangsanya membenci Minke
(karena tidak memiliki kesempatan yang sama) atau anak anak "berdarah
campuran" yang memang tidak suka dengan Minke. Meskipun sudah menjadi sahat
Minke, Robert Suurhof, teman satu sekolah di H.B.S.
Membaca karya Pram, selain belajar tentang sejarah, juga belajar tentang
bahasa. Seperti salah satu sahabatnya Minke, Jean Marais cara bacanya itu Syang
Mare. Dan Mevrouw sebutan untuk nyonya bahasa belanda, Juffrouw untuk Nona.
Boerderij Buitenzorg perusahaan pertanian.
Minke dan Surhof mengunjungi sebuah perusahaan pertanian, Surhof,
saya menyebutnya demikian untuk membedakan dengan Robert lainnya.
Tujuan Suurhof dan Minke adalah ke kediaman Herman Mellema, orang Belanda
terkaya di daerah itu dengan Nyai Ontosoroh, gundiknya yang terkenal dan
mengurus semua kekayaan Tuan Mellema. Robert Mellema dan Annelies Mellema anak
dari Tuan Mellema. Dan inilah pusat keseluruhan cerita Bumi Manusia.