Ada beragam penyebab kematian ibu saat hamil dan melahirkan. Agar ibu hamil (Bumil) dapat menghindarinya, yuk, kenali apa saja penyebab dan faktor yang bisa meningkatkan risiko kematian ibu.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), kematian ibu didefinisikan sebagai kematian yang terjadi saat masa kehamilan atau dalam kurun waktu 42 hari setelah persalinan. Di Indonesia, Angka Kematian Ibu (AKI) masih tergolong tinggi. Berdasarkan data tahun 2012, angka kematian ibu cukup tinggi, yaitu sekitar 359 per 100.000 per kelahiran.
Beberapa Penyebab Kematian Ibu
Berikut ini adalah beberapa penyebabnya kematian ibu yang perlu Anda ketahui:
1. Perdarahan post partum (PPH)
Di negara maju, perdarahah post partum atau perdarahan setelah persalinan adalah penyebab kematian ibu paling umum. Perdarahan setelah melahirkan ini biasanya dapat terjadi dalam kurun waktu sehari atau dalam hitungan minggu setelah persalinan. Perdarahan post partum ditandai dengan keluarnya darah dari vagina secara terus-menerus. Bila dibiarkan, perdarahan setelah persalinan akan menyebabkan syok dan kegagalan fungsi organ.
Perdarahan setelah melahirkan bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
- Otot rahim yang tidak berkontraksi (atonia uteri).
- Luka jalan lahir, seperti sayatan pada perineum akibat tindakan episiotomi.
- Sisa jaringan plasenta yang tertinggal di dalam rahim.
- Kelainan pada proses pembekuan darah.
- Rahim pecah (ruptur uteri).
2. Preeklamsia dan eklamsia
Komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia dan eklamsia, juga bisa meningkatkan risiko kematian saat hamil. Preeklamsia ditandai dengan tekanan darah tinggi, ditemukannya protein dalam urine, dan pada tingkat lanjut, akan terjadi kerusakan organ. Lanjutannya disini ya