JAKARTA – Indonesia memiliki sejarah ragam bencana yang memberikan dampak baik korban jiwa dan harta benda yang luar biasa. Sehubungan dengan berbagai jenis bencana yang sering terjadi ini, Kepala BNPB Doni berharap Indonesia tidak hanya menjadi supermarket bencana tetapi laboratorium manajemen bencana baik dalam dan luar negeri.
Pesan tersebut disampaikan Doni saat membuka _soft launching_ Asia Disaster Management and Civil Protection and Conference (Adexco) di Graha BNPB, Jakata Timur, pada Senin (24/2). Adexco akan diselenggarakan di Jakarta International Expo, Kemayoran Jakarta pada 20 – 22 Oktober 2020 mendatang.
“Seminar ini salah satu cara untuk memformulasikan solusi jangka panjang, terlebih lagi dalam konteks membangun ekosistem, ini membutuhkan waktu lama,” ujar Doni.
Sebelum memulai seminar nasional kebencanaan yang bertema “Penerapan Inovasi Teknologi dan Pendekatan Ekosistem Dalam Penanggulangan Bencana Berbasis Kearifan Lokal”, Doni menyampaikan beberapa pesan terkait kondisi kebencanaan di tanah air. Menurutnya, kategori bencana dibagi dalam empat domain yaitu bencana geologi, hidrometeorologi I, hidrometeorologi II dan bencana non alam. Bencana hidrometeorologi yang pertama lebih pada kebakaran hutan dan lahan, sedangkan kedua menyangkut banjir, banjir bandang, longsor, abrasi, gelombang ekstrem, atau puting beliung.