“Akhirnya aku bisa menelan seperti manusia normal” hal itu spontan ia ucapkan setelah 72 jam pasca tindakan endoskopi menyayat bagian dalam tubuhnya.
Setidaknya Endah dan keluarganya datang dan sudah dirawat di RSCM satu hari lebih cepat ketimbang kami. Sekilas melihat kondisi fisik yang ditampilkan tidak ada masalah sakit penyakit yang ditampilkan. Tapi siapa sangka setelah lambat laun berinteraksi, dari fisik yang sehat terlihat rupanya di dalam Endah mengidap sebuah penyakit yang terbilang langka. AKALASIA, demikian nama penyakit yang sudah ia idap lima tahun belakangan ini.
Tentang Akalasia
Alo dokter menjelaskan bahwa penyakit Akalasia adalah sebuah kondisi dimana hilangnya kemampuan kerongkongan (esofagus) untuk mendorong makanan atau minuman dari mulut ke lambung. Akalasia terjadi ketika saraf pada dinding kerongkongan yang menghubungkan mulut dengan lambung mengalami kerusakan atau berhenti berfungsi secara norma (sepertinya ini yang dialami oleh Endah). Normalnya, otot bagian bawah kerongkongan (lower esophageal sphincter/LES) akan terbuka secara otomatis agar makanan dapat masuk ke lambung. Namun pada penderita akalasia, LES tidak membuka dan menutup secara normal, sehingga makanan menumpuk di bagian bawah kerongkongan atau naik kembali ke pangkal kerongkongan.
Untuk kasus Endah, ketika dia makan memang harus butuh usaha keras agar makanan masuk kedalam lambung, biasanya ia mensiasatinya dengan makan sambil berdiri. Kalau tidak bukan tidak mungkin makanan akan keluar atau minimal nyangkut di esophagus.