Begini Pentingnya Satelit untuk Mitigasi Bencana

1338 Views
Jakarta - Sebagaimana kita ketahui, Indonesia belum lama ini diguncang bencana gempa bumi yang diikuti tsunami di Palu dan Donggala serta erupsi Gunung Soputan di Minahasa. Kebetulan, seluruh bencana tersebut terjadi di Sulawesi.

Rawannya bencana alam di Tanah Air membuat negara ini dianggap memaksimalkan peran satelit untuk menanggulanginya. Hal tersebut diungkapkan oleh Vivian Quenet, Managing Director and Head of Sales, Singapore ASEAN Office, Arianespace.

"Sudah banyak satelit yang ditujukan untuk mengobservasi Bumi. Ada yang membawa kamera optik, termal, dam radar," katanya ketika dijumpai di Jakarta, Kamis (4/10/208).


"Satelit tersebut akan memutari Bumi dan mengambil gambar. Gambar tersebut bisa bersifat optikal dengan menggunakan kamera biasa. Lalu dibutuhkan juga satelit lain yang membawa penangkap panas. Hal tersebut membuatnya bisa menangkap heatmap dari sebuah daerah, dengan warna merah berarti panas dan biru artinya dingin," tuturnya menambahkan.

"Yang ketiga adalah radar satellite. Satelit ini punya keunggulan dari yang optikal karena ketika ada awan atau cuaca mendung, satelit ini masih bisa melihat menembusnya, seperti melihat kapal di laut atau orang dibawah dedaunan. Ini penting jika melihat musim di indonesia. Ini juga penting untuk mengawasi illegal border crossing atau illegal poaching," ujarnya melengkapi

Selain itu, ia turut mengungkapkan bahwa satelit tersebut butuh waktu 24 jam untuk mengitari Bumi dan kembali ke posisi awalnya. Hal ini dianggapnya sangat penting karena ketika satelit tersebut mengambil gambar di satu posisi tiap harinya, maka pemiliknya bisa melakukan perbandingan.

"Jika bicara soal gempa bumi, jika satelit mengambil gambar setiap harinya di lokasi yang sama, sebut saja Palu, maka jika jarak waktu yang dibutuhkan adalah 24 jam, maka bisa saja diketahui ke mana tsunami akan mengarah dilihat dari pergerakan air laut," kata Vivian.

"Dengan presisi kamera optik di satelit hingga 1 meter atau bahkan 40 cm, hal ini juga bisa dimanfaatkan untuk menentukan ke mana regu penyelamat dan bantuan logistik akan dikirim. Kalian bisa melihat gedung mana yang rata dengan tanah, bahkan bisa juga melihat manusia," ujarnya menambahkan.

Ia mengakui, satelit ini tidak bisa serta-merta bisa memprediksi kapan bencana akan terjadi. Tapi, menurutnya ini penting dalam melakukan pemulihan terhadap daerah terdampak.


Jika bicara soal kuantitas yang dibutuhkan Indonesia untuk mengobservasi negara ini, Vivian mengatakan banyaknya satelit itu tergantung dari seberapa besar kebutuhannya. Selain itu, seperti apa aplikasinya juga menjadi bahan pertimbangan lainnya.

Pria berkebangsaan Prancis ini juga mengungkapkan satu aplikasi yang menurutnya menarik dari sebuah satelit, yaitu melacak angin. Aeoulus jadi satelit yang dimaksud. Pengobservasi bumi itu pun diluncurkan sendiri oleh Arianespace melalui roketnya yang bernama Vega.

Kata Vivian, itu adalah satelit pertama yang ditujukan untuk mengobservasi angin di Bumi. Semua angin yang ada di planet ini akan dianalisis olehnya.

"Ini akan jadi sangat berguna jika kamu berada di negara yang sering mengalami taifun seperti Filipina, Hong Kong, dan Taiwan. Negata-negara tersebut mengalami taifun dan badai setiap tahunnya," katanya menerangkan.

"Dalam kasus ini, pencehagan bisa digunakan. Pemilik satelit bisa melihat apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan," ucapnya menambahkan.

Vivian melanjutkan, Aeolus dibangun oleh Airbus Defence and Space dan dioperasikan oleh European Space Agency (ESA). Ia menambahkan, saat ini memang sudah banyak negara eropa yang memiliki satelit untuk kepentingan observasi Bumi. (mon/fyk)

Comments

Signin Signup