Jakarta, 19 Januari 2020 - Agil (37) seorang sopir taksi (jebolan sebuah perguruan tinggi awasta) dan Luli (25) karyawati sebuah salon kelas menengah yang banyak melayani para karyawati perkantoran di seputaran Bandung, adalah pasangan suamiistri yang eukup bahagia.
Tapi ada yang merasa rasa kurang anak. Luli sulit mengandung. Mereka pernah berkonsultasi ke dokter kandungan, tapi hanya sekali dan malas balik lagi karena nasihat yang diberikan amat sederhana tapi mustahil terwujud yaitu Agil tak boleh terlalu lelah dan Luli harus berhenti kerja. Mana mungkin? Agil merasa profesinya tak memungkinkan ia menambah jam istirahat, sedangkan Luli merasa ia harus tetap bekerja karena kalau ia berhenti, kehidupan mereka bukan pas pasan lagi tapi akan berkekurangan.